jam tangan batu alam
Jam Tangan

Jam Tangan Batu Alam Tissot RockWatch: Ikon Era 80-an yang Kembali Bangkit

Dalam dunia horologi, jarang sekali ada jam tangan yang mampu menciptakan sensasi besar hanya dari material pembuatnya. Salah satunya adalah Tissot RockWatch, sebuah mahakarya dari tahun 1985 yang mendefinisikan ulang apa arti sebuah case jam tangan. Jam tangan ini menjadi jawaban berani Tissot terhadap krisis kuarsa yang melanda industri Swiss pada era 80-an. Alih-alih mengandalkan teknologi elektronik semata, Tissot justru beralih ke alam, mengukir kisah warisan Swiss langsung ke pergelangan tangan pemakainya. Hasilnya adalah jam tangan yang tidak hanya unik, tetapi juga membawa sepotong lanskap pegunungan Alpen yang abadi.

RockWatch yang asli dengan cepat menjadi ikon global karena penggunaan material yang revolusioner: granit asli dari pegunungan Alpen Swiss. Inovasi ini memerlukan pengembangan mesin dan teknik khusus untuk mengatasi tantangan kestabilan material batuan, mengubah sebongkah batu menjadi objek penunjuk waktu yang presisi. Setiap unit RockWatch memiliki pola dan warna yang berbeda, memastikan tidak ada dua jam tangan yang persis sama. Ini menjadikannya simbol individualitas dan kecakapan Swiss Made yang luar biasa. Setelah terjual lebih dari 500.000 unit pada masa produksinya hingga tahun 1992, Tissot baru-baru ini menghidupkan kembali ikon ini dalam edisi terbatas.

 

Dari Krisis Kuarsa Menuju Jam Tangan Batu Alam

 

Kelahiran Tissot RockWatch tidak lepas dari kebutuhan mendesak Tissot untuk berinovasi pada masa “Krisis Kuarsa.” Pada era 1970-an dan 1980-an, jam tangan kuarsa murah dari Asia membanjiri pasar, menekan produsen Swiss tradisional. Tissot meresponsnya dengan serangkaian kreasi unik yang berfokus pada material tak lazim, termasuk Idea 2001 dari plastik. Puncaknya adalah RockWatch, yang idenya digagas oleh desainer Robert Mazlo.

Mengukir case dan dial jam tangan dari batu padat adalah tantangan teknik yang luar biasa. Batuan, meskipun kuat dalam kompresi, rapuh terhadap tegangan, dan proses penggilingan yang rumit dibutuhkan untuk membuat rongga bagi mesin kuarsa ETA yang ringkas. Keunikan desainnya terletak pada dial yang terintegrasi langsung dengan case, membuatnya tampak seperti satu unit batu utuh. Jarum jam orisinalnya (merah dan kuning) bahkan terinspirasi dari penanda jalur pendakian di pegunungan Swiss, semakin memperkuat koneksi jam tangan ini dengan alam.

 

Material dan Variasi Batu Alam yang Digunakan

 

Model asli RockWatch pada umumnya menggunakan granit yang bersumber dari wilayah Grisons, Ticino, dan Valais di Swiss. Namun, melihat kesuksesannya yang masif, Tissot kemudian memperluas koleksi ini dengan menggunakan berbagai jenis batuan alam lainnya dari seluruh dunia, menjadikannya koleksi Jewels of Nature.

Beberapa batuan unik yang pernah digunakan Tissot antara lain:

  • Lapis Lazuli dari Italia, memberikan warna biru pekat yang elegan.
  • Basalt dari Skandinavia.
  • Jasper (termasuk Picture Jasper dari Gurun Kalahari).
  • Rhodonite Merah Muda dari Australia.
  • Bahkan, beberapa varian premium menggunakan sisipan batu koral prasejarah (Clamophyllia coral) dari Pegunungan Jura.

Keanekaragaman bahan ini memastikan bahwa setiap jam tangan benar-benar membawa cerita geologisnya sendiri, memberikan kedalaman naratif yang tidak dapat ditawarkan oleh material konvensional.

 

Kembalinya Sang Legenda: Edisi Terbatas RockWatch 2025

 

Setelah puluhan tahun menjadi incaran para kolektor vintage, Tissot pada tahun 2025 secara resmi menghidupkan kembali RockWatch dalam edisi terbatas, sebagai penghormatan kepada ulang tahun ke-40 konsepnya. Edisi terbaru ini mengambil batu granit langsung dari Gunung Jungfrau, salah satu puncak termegah di Pegunungan Alpen. Batu yang digunakan bahkan diambil dari proyek pemeliharaan terowongan Jungfrau, menambah dimensi cerita dan aspek keberlanjutan.

RockWatch baru ini hadir dalam ukuran case 38 mm yang lebih modern (ukuran sebelumnya 30-33 mm), membuatnya lebih sesuai untuk dipakai secara unisex. Tissot menyematkan kristal safir cembung dengan lapisan anti-reflektif, sebuah peningkatan dari kaca mineral pada model aslinya. Untuk tampilan yang lebih halus dan modern, jarum jam yang dulunya berwarna cerah diganti dengan jarum yang dilapisi nikel.

Dengan produksi yang dibatasi hanya 999 buah di seluruh dunia, edisi terbatas ini bukan hanya jam tangan, tetapi juga koleksi yang sangat berharga. RockWatch baru ini menegaskan kembali warisan Tissot sebagai merek yang berani bereksperimen, menggabungkan ketahanan alam dengan presisi Swiss Made. Memakai jam tangan batu alam ini berarti membawa sepotong sejarah bumi, diukir menjadi sebuah penunjuk waktu yang tak lekang oleh zaman.

Baca juga:

Informasi ini dipersembahkan oleh Paman Empire

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top